Masalah Sosial
Pengangguran
Pengangguran adalah penduduk yang tidak
bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru
atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima bekerja/ mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Menurut Sakernas (Survey Keadaan Angkatan
Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan sebagai berikut:
- mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja;
- mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru;
- mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, disebut dengan penganggur putus asa; dan
- mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.
Jenis-jenis Pengangguran
Pengangguran dapat dibagi-bagi menurut lama
waktu kerja dan sebab-sebabnya. Kita dapat mengelompokkan pengangguran
berdasarkan sudut pandang kita. Berikut ini diuraikan jenis-jenis pengangguran.
Menurut lama waktu bekerja, pengangguran
dibedakan menjadi sebagai berikut.
- Pengangguran terselubung (Disguised unemployment)
Pengangguran terselubung
merupakan tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena sesuatu alasan
tertentu, misalnya:
- Kurang terampil dalam
pekerjaannya karena pendidikannya rendah.
- Baru mulai bekerja atau
kurang pengalaman dalam bekerja.
- keterpaksa yang membuat
orang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan keterampilannya.
- Pengangguran terbuka (Open unemployment)
Pengangguran terbuka adalah
tenaga kerja yang sungguh sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Penyebabnya antara
lain:
- Tidak tersedianya
lapangan kerja.
- Lapangan kerja yang tidak
sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
- Tidak berusaha mencari
pekerjaan secara keras karena memang malas.
- Setengah menganggur (Under unemployment)
Setengah pengangguran dapat
dikelompokkan menjadi setengah pengangguran kentara (visible underemployment)
yakni mereka yang bekerja kurang dari jam normal (kurang dari 35 jam/minggu).
Petani-petani di Indonesia banyak yang termasuk sebagai setengah pengangguran
kentara karena petani yang hanya memiliki lahan yang sempit biasanya bekerja
kurang dari 35 jam/minggu dan setengah pengangguran tidak kentara (invisible
underemployment) atau pengangguran terselubung (disguised unemployment) yaitu
mereka yang produktivitas kerja rendah dan pendapatannya rendah.
Menurut sebab terjadinya, pengangguran dapat
digolongkan menjadi sebagai berikut.
- Pengangguran struktural
Pengangguran struktural
adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam struktur perekonomian.
Pada umumnya negara berupaya mengembangkan perekonomian dari pola agraris ke
industri.
- Pengangguran friksional
Pengangguran friksional
adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan
pencari kerja dan lowongan kerja, yang disebabkan oleh kondisi geografis,
informasi yang tidak sempurna, dan proses perekrutan yang lama.
- Pengangguran musiman
Pengangguran musiman, yaitu
pengangguran yang terjadi karena pergantian waktu/trend. Misalnya tukang
membuat kopiah, pada saat bulan puasa dan menjelang hari Idul Fitri, pesanan
akan produk kopiah meningkat tajam. Sedangkan masa sesudah bulan puasa
permintaan produk kopiah kembali turun sehingga dia harus menganggur lagi.
- Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi
yaitu pengangguran yang disebabkan penggunaan teknologi seperti mesin-mesin
modern, sehingga mengurangi penggunaan tenaga kerja manusia.
- Pengangguran konjungtur
Pengangguran konjungtur
adalah pengangguran yang disebabkan oleh adanya siklus konjungtur (perubahan
kegiatan perekonomian). Misalnya: pada masa 1960 -1980 an titik berat
pembangunan nasional Indonesia ditekankan pada bidang pertanian, sehingga
insinyur-insinyur pertanian mudah mendapatkan pekerjaan. Pada masa setelah itu
sesuai kebijakan pemerintah titik berat pembangunan bergeser ke bidang industri
pengolahan dan manufaktur sehingga banyak insinyur-insinyur pertanian yang
sulit mendapat pekerjaan/ menganggur.
- Pengangguran yang disebabkan oleh isolasi geografis
Pengangguran ini dialami
oleh masyarakat yang terpencil dari pusat kegiatan ekonomi. Pengangguran
seperti ini biasanya akan menimbulkan urbanisasi.
Penyebab Pengangguran
Ada beberapa sebab yang menimbulkan
pengangguran yaitu sebagai berikut.
- Pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan banyak pengangguran karena meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja.
- Ketidakberhasilan sektor industri. Pola investasi yang ada cenderung padat modal menyebabkan semakin kecil terjadinya penyerapan tenaga kerja.
- Angkatan kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.
- Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan negara. Krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 juga menyebabkan terjadinya pengangguran sebanyak 15,4 juta orang.
- Pajak penghasilan(PPn) yang tinggi (progresif) akan membuat orang cenderung mengurangi jam kerja.
- Perkembangan teknologi tinggi yang tidak diimbangi oleh keterampilan dan pendidikan dari para pencari kerja.
- Tidak ada kecocokkan upah, karena tidak semua perusahaan mampu dan bersedia mempekerjakan seorang pelamar dengan tingkat upah yang diminta pelamar.
- Tidak memiliki kemauan wirausaha. Orang yang tidak punya kemauan kerja tidak akan berusaha menciptakan lapangan kerja sehingga ia harus menunggu uluran tangan dari orang lain.
- Adanya diskriminasi ras, gender, orang cacat mengakibatkan timbulnya pengangguran.
Dampak Pengangguran
Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan
perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun,
dan bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun adalah salah satu
dampak pengangguran. Berikut ini beberapa dampak pengangguran terhadap
perekonomian dan kehidupan sosial
- Menurunkan Aktivitas Perekonomian
Pengangguran menyebabkan
turunnya daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat yang menurun menyebabkan
turunnya permintaan terhadap barang dan jasa. Hal ini mengakibatkan para
pengusaha dan investor tidak bergairah melakukan perluasan dan pendirian
industri baru sehingga aktivitas perekonomian menjadi turun.
- Menurunkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Per Kapita
Orang yang tidak bekerja
(menganggur) tidak akan menghasilkan barang dan jasa. Itu berarti semakin
banyak orang yang menganggur maka PDB (Produk Domestik Bruto) yang dihasilkan
akan menurun. PDB yang menurun akan menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi
sekaligus turunnya pendapatan per kapita.
- Meningkatkan Biaya Sosial
Pengangguran ternyata
mengakibatkan meningkatnya biaya sosial. Karena, pengangguran mengharuskan
masyarakat memikul biaya-biaya seperti biaya perawatan pasien yang stres
(depresi) karena menganggur, biaya keamanan dan biaya pengobatan akibat
meningkatnya tidak kriminalitas yang dilakukan oleh penganggur, serta biaya
pemulihan dan renovasi beberapa tempat akibat demonstrasi dan kerusuhan yang
dipicu oleh ketidakpuasan dan kecemburuan sosial para penganggur.
- Menurunkan Tingkat Keterampilan
Dengan menganggur, tingkat
keterampilan sesepramg akan menurun. Semakin lama menganggur, semakin menurun
pula tingkat keterampilan seseorang.
- Menurunkan Penerimaan Negara
Orang yang menganggur tidak
memiliki penghasilan (pendapatan). Itu berarti semakin banyak orang yang
menganggur, akan semakin turun pula penerimaan negara yang diperoleh dari pajak
penghasilan.
Cara Mengatasi Pengangguran
Secara umum cara mengatasi pengangguran
adalah dengan meningkatkan investasi, meningkatkan kualitas SDM, transfer
teknologi dan penemuan teknologi baru, pembenahan perangkat hukum dalam bidang
ketenagakerjaan, dan lainlain. Secara teknis kebijakan upaya-upaya ke arah itu
dapat ditempuh dengan berbagai kebijakan misalnya :
- Menyelenggarakan bursa pasar kerja
Bursa tenaga kerja adalah
penyampaian informasi oleh perusahaan-perusahaan atau pihak-pihak yang
membutuhkan tenaga kerja kepada masyarakat luas. Tujuan dari kegiatan ini
adalah agar terjadi komunikasi yang baik antara perusahaan dan pencari kerja.
Selama ini banyak informasi pasar kerja yang tidak mampu tersosialisasikan
sampai ke masyarakat, sehingga mengakibatkan informasi lowongan kerja hanya
bisa diakses oleh golongan tertentu.
- Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Kebijakan yang memihak
kepada pengembangan sektor informal, dengan cara mengembangkan industri rumah
tangga sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah ada lembaga
pemerintah yang khusus menangani masalah kegiatan ekonomi informal yakni
Departemen Koperasi dan UKM. Selain itu dalam pengembangan sektor informal
diperlukan keterpihakan dari Pemda setempat.
- Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Pengembangan sumber daya
manusia dengan peningkatan keterampilan melalui pelatihan bersertifikasi
internasional. Berdasarkan survei tentang kualitas Tenaga Kerja menunjukkan
bahwa ranking Human Development Index Indonesia di Asia pada tahun 2000 berada
di peringkat 110. Sementara negara lain seperti Vietnam ada diperingkat 109,
Filipina (77), Thailand (69), Malaysia (59), Brunei Darussalam (32), Singapura
(25), Jepang (9). Data ini menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia
sehingga peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat perlu dilakukan.
- Meningkatkan mutu pendidikan
Mendorong majunya
pendidikan, dengan pendidikan yang memadai memungkinkan seseorang untuk
memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik. Dewasa ini sesuai dengan perintah
undang-undang, pemerintah diamanatkan untuk mengalokasikan dana APBN sebesar
20% untuk bidang pendidikan nasional.
- Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
Pusat-pusat latihan kerja
perlu didirikan untuk melaksanakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi
yang ada.
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah perlu terus
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga akan memberikan peluang bagi penciptaan
kesempatan kerja.
- Mendorong investasi
Pemerintah perlu terus
mendorong masuknya investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk
menciptakan kesempatan kerja di Indonesia.
- Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi merupakan
langkah pemerintah meratakan jumlah penduduk dari pulau yang berpenduduk padat
ke pulau yang masih jarang penduduknya serta mengoptimalkan sumber kekayaan
alam yang ada.
- Melakukan deregulasi dan debirokrasi
Deregulasi dan debirokrasi
di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
Deregulasi artinya adalah perubahan peraturan aturan main terhadap
bidang-bidang tertentu. Deregulasi biasanya ke arah penyederhanaan peraturan.
Debirokrasi artinya perubahan struktur aparat pemerintah yang menangani
bidang-bidang tertentu. Debirokrasi biasanya ke arah penyederhanaan jumlah
pegawai/lembaga pemerintah yang menangani suatu urusan tertentu.
- Memperluas lapangan kerja
Perluasan kesempatan kerja
dengan cara mendirikan industri-industri baru terutama yang bersifat padat
karya. Dengan adanya era perdagangan bebas secara regional dan internasional
sebenarnya terbuka lapangan kerja yang semakin luas tidak saja di dalam negeri
juga ke luar negeri. Ini tergantung pada kesiapan tenaga kerja untuk bersaing
secara bebas di pasar tenaga kerja internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar