MASALAH SOSIAL KENAKALAN REMAJA
Kenakalan Remaja
Kartini
Kartono mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat
sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial
yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat
sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Kasus-kasus yang terjadi pada
dewasa ini oleh para remaja rata-rata kasus yang menyangkut pada tindakan
penyimpangan moral. Kasus yang paling sederhana seperti bolos sekolah, lebih
jauh lagi adalah kasus pembunuhan. Walaupun kasus yang sederhana lebih banyak
dilakukan dan kasus yang besar tidak terlalu namun justru kasus-kasus yang
sederhana tadi yang bisa berdampak pada masyarakat dan keluarga.
Sebagai
contoh remaja yang membolos tanpa sepengetahuan dari keluarga atau orang tua
akan melakukan tindakan yang menyimpang di luar sekolah karena merasa bebas dan
tidak diatur, penyimpangan yang sederhana ini bisa jadi penyimpangan yang lebih
besar jika dilakukan terus-menerus.
Remaja
yang membolos akhirnya menghabiskan waktu membolosnya dengan pergi ke warnet
untuk mengakses situs porno dan terpengaruh dengan apa yang dilihatnya sehingga
remaja tadi melakukan tindakan yang melanggar norma asusila yang berujung pada
perbuatan pemerkosaan. Itu bisa terjadi jika penyimpangan sederhana di
abaikan begitu saja. Pada masa remaja, remaja cenderung lebih senang berkumpul
diluar rumah, lebih sering membantah orang tua, ingin menonjolkan diri dan
kurang pertimbangan. Di usian ini, remaja biasanya mudah terpengaruh
lingkungan.
Dapat
dikatakan inilah yang melandasi terjadinya kenakalan remaja secara
psikologis. Jika di biarkan berlarut-larut maka kenakalan remaja bisa
menjadi permasalahan yang kompleks di masyarakat yang berujung menjadi
penyakit sosial.
Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja bukan semata-mata di akibatkan oleh
kondisi dari remaja yang seharusnya dihadapi. Ada beberapa remaja yang dapat
melalui masa remaja dengan baik dan lancar tanpa melakukan penyimpangan yang
dianggap sebagai masalah sosial. Hal itu menandakan bahwa kenakalan remaja juga
dipengaruhi faktor-faktor tertentu baik eksternal maupun internal.
Faktor internal:
-
Krisis
identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi.
a. Pertama
Terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
b. Kedua
Tercapainya
identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa
integrasi kedua.
Kontrol
diri yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku
yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku „nakal‟. Begitupun
bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun
tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
Faktor eksternal:
-
Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu
memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi
anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
-
Teman
sebaya yang kurang baik
-
Komunitas/lingkungan/sekolah/
tempat tinggal yang kurang baik
Penyebab
tadi menjadi faktor yang paling sering terjadi di masyarakat kaitannya dengan
kenakalan remaja yang terjadi. Jika dilihat faktor internal lebih menekankan
pada segi psikologis dari yang dihadapi remaja sehingga menyebabkan remaja
melakukan penyimpangan. Sedangkan faktor eksternal lebih menekankan pada
sosiologis atau lingkungan baik lingkungan keluarga, pertemanan atau
sosialisasi dan masih banyak lingkungan lain yang menjadi faktor remaja
melakukan penyimpangan. Ini sejalan dengan konsep struktural fungsional dalam
sosiologi yang menjadikan masyarakat atau lingkungan yang saling mempengaruhi
satu sama lain, dengan seperti itu maka kenakalan remaja bisa jadi di sebabkan
karena masyarakat yang tidak berfungsi secara benar dalam memberikan
kontribusinya pada individu yaitu remaja sehingga menyebabkan terjadinya
kenakalan remaja
Solusi Penanggulangan Permasalahan Kenakalan Remaja
Masalah
sosial yang terjadi di masyarakat memang dapat mengakibatkan permasalahan yang
berdampak dalam masyarakat sendiri. Meski seperti itu namun permasalahan yang
terjadi pastilah terdapat solusi yang dapat menanggulangi permasalahan, meski
tidak secara keseluruhan namun paling tidak dapat menguranginya. Dari segi
sosiologis ini juga masih di bagi menjadi tiga yaitu keadaan keluarga,
lingkungan sekolah, dan masyarakat akan dijelaskan secara rinci untuk keadaan
keluarga dan untuk lingkungan sekolah dan masyarakat secara singkat.
1. Keadaan Keluarga
a. Keluarga yang harmonis sangat
menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan
dan menjadi pusat ketenangan hidup
b. Keluarga berfungsi sebagai
pusat kehidupan dan kebudayaan. Untuk mencapai tujuan itu perlua
diusahakan/dilakukan:
§ Memberi tugas yang sesuai dengan
kemampuan anak.
§ Mendorong minat anak untuk
mengembangkan bakat
§ Menciptakan suasana yang edukatif,
yaitu dengan membiasakan anak sejak kecil untuk membaca buku- buku yang
bermutu, dan perlu mengontrol bacaan- bacaan yang dapat merugikan
perkembangan jiwa.
§ Melatih hidup untuk disiplin diri
sejak kecil, tanpa perlu menggunakan kekerasan atau paksaan yang mengakibatkan
jiwa anak menjadi kerdil.
§ Memperhatikan kebutuhan rekreasi
bersama secara sederhana tanpa mengurangi keakraban.
§ Kesempatan yang cukup untuk
mengadakan dialog untuk saling terbuka antar sesama anggota keluarga.
§ Agar tidak terjerumus dalam
“kesibukan” atau rutinisme perlu dibuat jadwal untuk acara keluarga.
§ Menanamkan nilai-nilai religius,
misalnya ibadah keluarga setiap hari sebagai santapan rohani.
c. Nuclear family, yaitu lengkapnya
struktur keluarga, sehingga terdapat keutuhan dalam interaksi. Masing-masing
dari orang tua harus ada kesefahaman tentang norma-norma yang harus dianut
untuk pendidikan anak, sehingga tidak membingungkan atau menimbulkan konflik.
Perlu ada saling pengertian dan saling membantu dalam melaksanakan tugas
tanggung jawab: dalam hal ini tugas orang tua sebagai pendidik.
1. Peranan Ayah dapat dirumuskan:
a. Sumber kekuasaan, dan dasar
identifikasi
b. Bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
c. Pelindung ancaman dari luar
d. Penghubung dunia luar
e. Pendidik dari segi “rasional”
2. Peranan Ibu dapat dirumuskan:
a. Pemberi rasa aman, sumber kasih sayang
b. Tempat mencurahkan isi hati (peranan
ayah pula)
c. Pengatur kehidupan rumah tangga
d. Pembimbing kehidupan rumah tangga
e. Pendidik segi emosional
f. Penyimpan tradisi
d. Memberikan bimbingan sebagai: Usaha
untuk menemukan, menganalisa, dan memecahkan kesulitan yang dihadapi anak dalam
hidupnya. Jadi tugas orang tua adalah:
1. Berusaha mengerti pribadi
anak-anaknya.
2. Memupuk kesanggupan untuk menolong
diri sendiri dalam mengatasi masalah.
3. Untuk mengembangkan potensi/bakat
anak yang ada.
4. Membimbing untuk mampu menyesuaikan
diri terhadap lingkungan sekitarnya
5. Membimbing kepada kepada ketaatan
dan kasih, nilai-nilai, agama dan moral.
Daftar Pustaka
http://www.academia.edu/7379917/MASALAH_SOSIAL_KENAKALAN_REMAJA