Rabu, 30 Desember 2015

MASALAH SOSIAL KENAKALAN REMAJA



MASALAH SOSIAL KENAKALAN REMAJA
 





Kenakalan Remaja
Kartini Kartono mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh  pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Kasus-kasus yang terjadi pada dewasa ini oleh para remaja rata-rata kasus yang menyangkut pada tindakan penyimpangan moral. Kasus yang paling sederhana seperti bolos sekolah, lebih jauh lagi adalah kasus pembunuhan. Walaupun kasus yang sederhana lebih banyak dilakukan dan kasus yang besar tidak terlalu namun justru kasus-kasus yang sederhana tadi yang bisa  berdampak pada masyarakat dan keluarga.
Sebagai contoh remaja yang membolos tanpa sepengetahuan dari keluarga atau orang tua akan melakukan tindakan yang menyimpang di luar sekolah karena merasa bebas dan tidak diatur, penyimpangan yang sederhana ini bisa jadi penyimpangan yang lebih  besar jika dilakukan terus-menerus.
Remaja yang membolos akhirnya menghabiskan waktu membolosnya dengan pergi ke warnet untuk mengakses situs porno dan terpengaruh dengan apa yang dilihatnya sehingga remaja tadi melakukan tindakan yang melanggar norma asusila yang berujung pada  perbuatan pemerkosaan. Itu bisa terjadi jika penyimpangan sederhana di abaikan begitu saja. Pada masa remaja, remaja cenderung lebih senang berkumpul diluar rumah, lebih sering membantah orang tua, ingin menonjolkan diri dan kurang  pertimbangan. Di usian ini, remaja biasanya mudah terpengaruh lingkungan.
Dapat dikatakan inilah yang melandasi terjadinya kenakalan remaja secara  psikologis. Jika di biarkan berlarut-larut maka kenakalan remaja bisa menjadi  permasalahan yang kompleks di masyarakat yang berujung menjadi penyakit sosial.

Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
            Kenakalan remaja bukan semata-mata di akibatkan oleh kondisi dari remaja yang seharusnya dihadapi. Ada beberapa remaja yang dapat melalui masa remaja dengan baik dan lancar tanpa melakukan penyimpangan yang dianggap sebagai masalah sosial. Hal itu menandakan bahwa kenakalan remaja juga dipengaruhi faktor-faktor tertentu baik eksternal maupun internal.
 Faktor internal:
-           Krisis identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.
a.       Pertama
            Terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
b.      Kedua
Tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
 perilaku „nakal‟. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
 Faktor eksternal:
-          Keluarga
            Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif  pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
-          Teman sebaya yang kurang baik
-          Komunitas/lingkungan/sekolah/ tempat tinggal yang kurang baik 

Penyebab tadi menjadi faktor yang paling sering terjadi di masyarakat kaitannya dengan kenakalan remaja yang terjadi. Jika dilihat faktor internal lebih menekankan pada segi psikologis dari yang dihadapi remaja sehingga menyebabkan remaja melakukan penyimpangan. Sedangkan faktor eksternal lebih menekankan pada sosiologis atau lingkungan baik lingkungan keluarga,  pertemanan atau sosialisasi dan masih banyak lingkungan lain yang menjadi faktor remaja melakukan penyimpangan. Ini sejalan dengan konsep struktural fungsional dalam sosiologi yang menjadikan masyarakat atau lingkungan yang saling mempengaruhi satu sama lain, dengan seperti itu maka kenakalan remaja bisa jadi di sebabkan karena masyarakat yang tidak berfungsi secara  benar dalam memberikan kontribusinya pada individu yaitu remaja sehingga menyebabkan terjadinya kenakalan remaja

Solusi Penanggulangan Permasalahan Kenakalan Remaja
Masalah sosial yang terjadi di masyarakat memang dapat mengakibatkan permasalahan yang berdampak dalam masyarakat sendiri. Meski seperti itu namun permasalahan yang terjadi pastilah terdapat solusi yang dapat menanggulangi permasalahan, meski tidak secara keseluruhan namun paling tidak dapat menguranginya. Dari segi sosiologis ini juga masih di bagi menjadi tiga yaitu keadaan keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat akan dijelaskan secara rinci untuk keadaan keluarga dan untuk lingkungan sekolah dan masyarakat secara singkat.
1.      Keadaan Keluarga
a.       Keluarga yang harmonis sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup
b.       Keluarga berfungsi sebagai pusat kehidupan dan kebudayaan. Untuk mencapai tujuan itu perlua diusahakan/dilakukan:
§  Memberi tugas yang sesuai dengan kemampuan anak.
§  Mendorong minat anak untuk mengembangkan bakat
§  Menciptakan suasana yang edukatif, yaitu dengan membiasakan anak sejak kecil untuk membaca buku- buku yang bermutu, dan perlu mengontrol bacaan- bacaan yang dapat merugikan perkembangan jiwa.
§  Melatih hidup untuk disiplin diri sejak kecil, tanpa  perlu menggunakan kekerasan atau paksaan yang mengakibatkan jiwa anak menjadi kerdil.
§  Memperhatikan kebutuhan rekreasi bersama secara sederhana tanpa mengurangi keakraban.
§  Kesempatan yang cukup untuk mengadakan dialog untuk saling terbuka antar sesama anggota keluarga.
§  Agar tidak terjerumus dalam “kesibukan” atau rutinisme perlu dibuat jadwal untuk acara keluarga.
§  Menanamkan nilai-nilai religius, misalnya ibadah keluarga setiap hari sebagai santapan rohani.
c.       Nuclear family, yaitu lengkapnya struktur keluarga, sehingga terdapat keutuhan dalam interaksi. Masing-masing dari orang tua harus ada kesefahaman tentang norma-norma yang harus dianut untuk pendidikan anak, sehingga tidak membingungkan atau menimbulkan konflik. Perlu ada saling pengertian dan saling membantu dalam melaksanakan tugas tanggung jawab: dalam hal ini tugas orang tua sebagai pendidik.
1.      Peranan Ayah dapat dirumuskan:
a.       Sumber kekuasaan, dan dasar identifikasi
b.       Bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c.       Pelindung ancaman dari luar
d.      Penghubung dunia luar
e.       Pendidik dari segi “rasional”
2.      Peranan Ibu dapat dirumuskan:
a.       Pemberi rasa aman, sumber kasih sayang  
b.      Tempat mencurahkan isi hati (peranan ayah pula)
c.       Pengatur kehidupan rumah tangga
d.      Pembimbing kehidupan rumah tangga
e.       Pendidik segi emosional
f.       Penyimpan tradisi
d.      Memberikan bimbingan sebagai: Usaha untuk menemukan, menganalisa, dan memecahkan kesulitan yang dihadapi anak dalam hidupnya. Jadi tugas orang tua adalah:
1.      Berusaha mengerti pribadi anak-anaknya.
2.      Memupuk kesanggupan untuk menolong diri sendiri dalam mengatasi masalah.
3.      Untuk mengembangkan potensi/bakat anak yang ada.
4.      Membimbing untuk mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya
5.      Membimbing kepada kepada ketaatan dan kasih, nilai-nilai, agama dan moral.

Daftar Pustaka
http://www.academia.edu/7379917/MASALAH_SOSIAL_KENAKALAN_REMAJA